Polemics on Interfaith Marriage in Indonesia between Rules and Practices

Ermi Suhasti,1* Siti Djazimah,2 Hartini Hartini3

1 Sunan Kalijaga State Islamic University, Yogyakarta, Indonesia
2 Sunan Kalijaga State Islamic University, Yogyakarta
3 Gadjah Mada University, Yogyakarta
* Corresponding Author

DOI: https://doi.org/10.14421/ajis.2018.562.367-394

Abstract


The Indonesian rules on marriage manage that a marriage is required to be one faith marriage, i.e., a man and woman to embrace the same religion, and prohibits interfaith marriage. However, in practice interfaith marriage is concluded and the couple of such marriage struggled to conduct the marriage and to have the marriage legitimized. One of the ways is to propose a designation or decree from the civil court to officially allow them to marry and to mandate the Civil Marriage Registrar to register their marriages. This article discusses the practice of interfaith marriages based on the permission from the civil courts’ judges in Surakarta. Deploying the socio-legal approach and based on interviews with some relevant persons and on the observation on a number of civil courts’ decrees, this article finds that there are interfaith marriages in Indonesia and interfaith couple struggled to get their marriages officially admitted and legalized by taking the advantage of the legal gap on the issue. This article also argues that there has been divergent legal interpretation within Indonesians which led to legal uncertainty regarding the rules of interfaith marriage in Indonesia.
[Peraturan tentang perkawinan di Indonesia mengatur pernikahan satu agama. Pernikahan harus antara wanita dan laki-laki Muslim dan larangan pernikahan beda agama. Banyak praktik pernikahan melakukan ikatan beda agama. Pernikahan ini diilakukan para pasangan dengan berupaya keras dengan cara apapun untuk dapat menikah secara formal. Salah satu cara dengan memohon ijin melalui putusan Pengadilan Negeri. Pengadilan memberikan ijin pernikahan beda agama dan mandat kepada pegawai Pencatat Sipil untuk dicatatankan sebagai pernikahan. Artikel ini mengkaji praktik pernikahan beda agama melalui penetapan Pengadilan Negeri di Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi hukum dengan wawancara dan analisa terhadap beberapa penetapan dalam penyusunan paper. Artikel ini membahas pernikahan beda agama yang dilakukan masyarakat Indonesia yang mengalami kesulitan dan mengupayakan secara keras cara dalam pernikahan beda agama. Argumen lain artikel ini adalah pola penafsiran hukum yang beragam dari pasal-pasal Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang Perkawinan. Tafsir ini membawa pada ketidakmapanan dan ketidakpastian hukum terkait dengan ketentuan pernikahan beda agama di Indonesia.]


Keywords


polemic; interfaith marriage; rules; practices; legitimacy; determination

Full Text:

PDF

References


Afandi, Ali, Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian Menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Jakarta: Bina Aksara, 1986.

Dianti, Novina Eky, “Sinkronisasi Peraturan Perundang-undangan Tentang Pencatatan Perkawinan Beda Agama di Kota Surakarta”, Master’s Thesis, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2016.

“Empat Cara Penyelundupan Hukum Bagi Pasangan Beda Agama”, hukumonline.com, 2006, https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agama, accessed 14 Aug 2017.

Febrian, Gugat UU Pernikahan ke MK Agar Menikah Beda Agama Ada Kepastian Hukum - Kompas.com, https://nasional.kompas.com/read/2014/09/04/19394581/Gugat.UU.Pernikahan.ke.MK.Agar.Menikah.Beda.Agama.Ada.Kepastian.Hukum, accessed 4 Sep 2014.

Hamidi, Jazim, Hermeneutika Hukum, Malang: UB Press, 2011.

Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol. V, Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2003.

Harris, J.W., Law and Legal Science: An Inquiry Into the Concepts Legal Rule and Legal System, Oxford: Oxford University Press, 1979.

Ibn Katsir, Abu’l-Fida Isma’il, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim, Beirut: Dar al-Fikr, 1997.

Indrayanti, Kadek Wiwik et al., “Juridical Implications of the Legal Norm Void of Interfaith Marriages in Indonesia”, Brawijaya Law Journal, vol. 4, no. 1, 2017, pp. 129–43 [http://dx.doi.org/10.21776/ub.blj.2017.004.01.07].

Jaziriy, Abdurrahman al-, al- Fiqh “ala Mazahib al- Arba”ah, vol. 4, Beirut: Dar al- Ihya al- Turas al- ‘Arabi, 1969.

Karsayuda, M., Perkawinan Beda Agama: Menakar Nilai-Nilai Keadilan Kompilasi Hukum Islam, Yogyakarta: Total Media, 2006.

“Kompak Tolak Nikah Beda Agama”, Jpnn.com, https://www.jpnn.com/news/kompak-tolak-nikah-beda-agama, accessed 13 Sep 2014.

Lukito, Ratno, “The Enigma of Legal Pluralism in Indonesian Islam: The Case of Interfaith Marriage”, Journal of Islamic Law and Culture, vol. 10, no. 2, 2008, pp. 179–91 [http://dx.doi.org/10.1080/15288170802236457].

----, Hukum Sakral dan Hukum Sekuler Studi Tentang Konflik dan Resolusi Dalam Sistem Hukum Indonesia, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2008.

Maraghi, Ahmad Mustafa, Tafsîr al-Marâghi, vol. VI, Cairo: Mathba’ah al-Halabiy, 1946.

Mertokusumo, M. Sudikno, Bab-Bab tentang Penemuan Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993.

Mertokusumo, Sudikno, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 2009.

Monib, Mohammad and Ahmad Nurcholish, Kado Cinta Bagi Pasangan Nikah Beda Agama, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.

MUI, Himpunan Fatwa MUI Sejak 1975, Jakarta: Erlangga, 2011.

Mustafid, Fuad, “Perkawinan Beda Agama dan Kebebasan Individual Manusia dalam Islam: Perspektif ‘Teori Naskh’ Mahmoud Muhammad Thaha”, Musãwa Jurnal Studi Gender dan Islam, vol. 10, no. 2, 2011, pp. 229–48 [http://dx.doi.org/10.14421/musawa.2011.102.229-248].

Nasution, Khoiruddin, “Pencatatan Perkawinan Beda Agama: Tinjauan Normatif”, presented at the National Seminar of Contemporary Law of Islamic Family in Indonesia, Yogyakarta, 2015.

Nurlaelawati, Euis, “For the Sake of Protecting Religion: Apostasy and its Judicial Impact on Muslim’s Marital Life in Indonesia”, Journal of Indonesian Islam, vol. 10, no. 1, 2016, pp. 89–112 [http://dx.doi.org/10.15642/JIIS.2016.10.1.89-112].

Parolin, Gianluca P., “Interfaith Marriages and Muslim Communities in Scotland: A Hybrid Legal Solution?”, Electronic Journal of Islamic and Middle Eastern Law (EJIMEL), vol. 3, no. 17, 2015, pp. 83–96 [http://dx.doi.org/info:doi/10.5167/uzh-110597].

“PGI Anggap Larangan Nikah Beda Agama Melanggar HAM”, www.jpnn.com, 2014, https://www.jpnn.com/news/pgi-anggap-larangan-nikah-beda-agama-melanggar-ham, accessed 5 Nov 2014.

Qudāmah, ʻAbd Allāh ibn Aḥmad Ibn, Al-Sharh al-Kabîr ‘alâ Matn al-Mughnî, vol. VII, Beirut: Dār al-Fikr, 1984.

Ridha, Muhammad Rasyîd, Tafsir al-Manar, vol. VI, 1st edition, Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1947.

Sewenet, Alex Minichele, Fasil Merawi Tessagaye, and Getnet Tadele, “Interreligious Marriage: Social and Religious Perspectives”, Imperial Journal of Interdisciplinary Research, vol. 3, no. 6, 2017.

al-Shâbûni, Muhammad ‘Ali, Tafsîr Âyât al-Ahkâm, vol. I, Cairo: Dâr al-Shâbûni, 2007.

Shidarta, Hukum Penalaran dan Penalaran






Copyright (c) 2018 Ermi Suhasti, Siti Djazimah, Hartini Hartini

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.